Memandang lurus tanpa angan, kosong tanpa harapan. Bella terbaring dengan slang-slang yang menyambung di tubuhnya. Sudah hampir 3 bulan dia begini. Waktunya kini hanya di habiskan dikamar VIP RS. Bakti Jaya dan ruangan kemotrapi.
Setelah kecelakaan yang di alami Bella, mamah, papah, dan adiknya, Bella positive terkena kanker otak. Mamahnya meninggal, papahnya lumpuh, dan adiknya hidup dengan dunianya sendiri. Bella tinggal dengan om dan tantenya di Padang, jauh meninggalkan Samarinda, kota yg menurut Bella adalah kota penuh Kenangan buruk.
Awalnya Bella dapat menerima kenyataan harus kehilangan
mamahnya, tapi setelah tahu kalau kecelakaan itu juga membawa penyakit baru
di dlm tubuhnya, membuat Bella syok !!
Om dan tantenya pun tidak berdiam diri saat tahu penyakit yang di derita
Bella. Mulai dari terapi, kemotrapi, dan operasi belum juga membawa kesembuhan
total untuk Bella.
Bella sempat mencoba untuk bunuh diri karena terlalu putus asa, tapi
mungkin memang belum jodoh mautnya. Bella masih hidup sampai detik ini walau dengan
slang-slang tidak jelas yang menghiasi tubuhnya.
Besok pagi Bella akan di operasi lagi untuk yang ke-3 kalinya, kemungkinan berhasil hanya 30%. Om dan tantenya sebenarnya khawatir dengan operasi kali ini karena mereka tidak mau kehilangan Bella yang sudah seperti anaknya sendiri, tapi Bella begitu keras dengan pendapatnya. “Apa bedanya sih om, ade operasi atau gak ya tetap akan mati juga kan, all is well aja lah. Kalo memang umur ade panjang, semua akan baik-baik saja. semua sudah di atur Tuhan, Om.”
Malamnya Bella tidak bisa tidur, gelisah menunggu besok pagi. Perjuangan antara hidup dan matinya. Entah kenapa Bella jadi teringat mamahnya lagi. Terasa begitu merindukan sosok wanita yg selalu memanggilnya ‘cantik‘. Sudah lama Bella terbiasa untuk tidak mengingat kenangan-kenangan bersama mamahnya agar dia tidak menangis lagi dan lagi. Masih teringat jelas pula pertunangannya yang batal, tepat pada hari Bella sekeluarga kecelakaan. Yanuar pun syok, ketika tahu calon tunangannya terkena kanker otak. Bukannya Yanuar menghibur Bella, memberikan semangat kepadanya, dia malah pergi tanpa kabar. Semua cerita penuh kebahagiaan Bella berubah drastis setelah kecelakaan tragis itu. Tak heran tabiat Bella yang asalnya periang menjadi pendiam dan dingin.
Maaf bella, bukannya aku pengecut. Aku hanya ingin kamu yang dulu. Kamu yang sehat, yang nantinya bisa merawat anak-anak dan keluarga kita, tapi dengan penykitmu itu, Aku rasa itu sudah tidak mungkin. Jadi lebih baik kita akhiri semuanya di sni. yaNuar..
Surat yang tanpa permisi masuk ke kamar Bella itulah yang membuat Bella begitu
membenci laki-laki. Segampang itu kah dia di buang??? setelah semua dia
berikan. Semudah itukah laki-laki menghapus janji-janjinya???
Hati Bella begitu hancur tak terkira. Setelah kehilangan mamahnya, dia juga harus
kehilangan pria yang begitu di percayakannya. Pria yang ternyata tidak bisa
menerima kekurangan pasangannya. PRIA EGOIS, sebut Bella.
Tok tok tok…. “Boleh saya masuk ???” Ketukan pintu dan sapaan itu membuyarkan flashback Bella sesaat. Di lihatnya sepintas siapa pemilik suara itu. “Silahkan dok,” kata Bella kemudian. Dokter Asbi adalah dokter spesialis kanker termuda di rumah sakit itu. Dia lulusan dari Amerika. Dia juga lah yang akan menangani operasi Bella besok.
“Kenapa belum tidur nona?? Gugup besok ya,” katanya mencoba akrab dengan
Bella, pasiennya.
“Iya dok. Dokter sendiri kenapa belum
pulang sudah selarut ini?? Gugup besok juga?” sindir Bella datar.
“Hahahahaa….. Kamu tetap
seperti dulu, begitu angkuh di hadapanku Nona campuran lokal.”
Bella tersentak mendengarnya. Panggilan itu, panggilan spesial yang pernah dia miliki. Hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu, ya..HANYA SATU. “Rizwar???”
“Masih ingat ya? Aku kira
setelah kamu buang aku, kamu tinggalin aku, lalu kamu lupain,” sindir balik
Rizwar.
“Kalau kamu tidak
mengacuhkan ku dulu, aku tidak akan membuangmu. Kamu tau, aku lebih mencintai kamu daripada Yanuar.
Sayangnya , dia yang lebih memperhatikan aku daripada kamu ….”
“Tapi nyatanya kamu
di campakkannya hanya dengan alasan penyakitmu saja kan ??” potong Rizwar
ketus.
Bella terdiam,
tak dapat menjawab apa-apa lagi karena dia memang kalah telak di sana.
“Kenapa diam ??
Aku benar atau salah ?” tantang Rizwar lagi.
“Masih perlu aku
jawab?? Kalau kamu ke sini hanya untuk menertawakan ku sebelum kematian ku, kamu
BERHASIL Rizwar Asbiandi Pratama. Silahkan tinggalkan kamar ku.” Bella mulai
kesal dan marah.
“Terlalu membuang-buang waktu ku bila kedatanganku ke sini hanya untuk menertawakan wanita lemah macam kamu Bella Angelia Jolie Sukmadinata!!” seru Rizwar tak mau kalah ketus.
Bella tersentak begitu
kagetnya mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Rizwar, “Amerika membuat kamu
menjadi orang yang tidak ku kenal Riz.”
“Mungkin. Aku ke sini tidak untuk membahas masa lalu kita. Aku kesini ingin
membuat ‘deal’. Jika setelah operasi kamu masih bisa melihat dunia, berarti kamu
harus menikah dengan ku. ‘Bonsoir Jolie’.”
Rizwar pergi tanpa pamit. Bella hanya bisa terdiam dan bingung. Ini mimpi apa nyata?? ini serius atau apa?? Ini taruhan atau apa??. *“‘{\"『……₩§§!?@
**** ****** ****** ********
"Aku kangen bunda abi,
boleh kita ke makam bunda?? tanya Sinta, gadis kecil 7 tahun yang cantik
seperti ibunya. Buah cinta Rizwar dan Bella.
"Tentu cantik... ganti baju dulu gih." Jawab Rizwar.
Dengan riang dia berlari menuju kamarnya sambil bersenandung tidak jelas.
"Ke makam bunda.. hore hore ... ke makam bunda ..."
"Begitu mirip denganmu mah. Aku juga begitu merindukanmu mah, Nona
campuran lokalku." kata Rizwar irih dan menyeka air matanya karena
teringat kembali dengan Bella yang sudah 2 tahun ini meninggalkannya. “Walaupun
kamu sudah tidak di sisiku sekarang mah, tapi aku tau kamu di sana
memperhatikan kami. Terima kasih sayang, sudah memberikan Sinta untuk
menemaniku, malaikat kecil kita. ‘Je aime Te’ Nona campuran Lokalku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar