Dulu pernah berpikir, kalau bisa berakhir dengan bahagia walau sudah memilih jalan masing-masing. Setidaknya, aku turut berbahagia kalau kamu sudah menikah dan memiliki buah hati dari wanita pilihanmu. Namun, aku salah.
Niat baikku untuk menjaga silahturahmi, harus di hiasi dengan sejuta kata-kata manismu, rayuanmu, bahkan perasaan-perasaan masa lalu kita.
Jujur, aku sebenarnya bahagia saat kamu nyatakan rindu dan sayang. Tapi, di sisi lain aku juga kecewa, karena kamu sudah milik-nya dan masih semudah itu bermain dengan perasaanku.
Namun, aku bisa apa?? kamu suami dia!
Sudah tidak terhitung berapa kali kau tarik ulur perasaan ini,
Mulai mengodaku dan merengkuhku kembali. Dan harus ku akui, aku sulit untuk menolakmu bahkan ketika umur pernikahan kalian sudah lewat dua tahun!
Beruntungnya, aku mempunyai dia, yang begitu pengertian bahkan selalu memberi jalan kembali ke alam sadarku.
yaa... perasaanku kepadamu membuat aku gila dan melemahkan segala logikaku!
Namun, alhamdulillah .. tidak meruntuhkan imanku :)
Aku tidak bisa mendustai hatiku, denyut jantungku, bahkan senyumku ketika bersama denganmu.
Aku tidak bisa mendustai dia, betapa aku masih menyimpan rasa ini. Tapi, aku juga tidak ingin kehilangan dia yang sudah memberiku arah selama aku hilang kendali karenamu. hilang akal karena kehilanganmu. Aku tidak mau!
Egois memang, tapi aku bisa apa?
Aku hanya bisa berharap, dia sabar di sampingku..
sabar menerimaku, sabar menasehatiku, dan sabar menuntunku bersamanya sampai aku bisa tersenyum seperti senyumku untukmu ...
Bisakah aku berharap seperti itu kepadanya?
Bisakah aku meminta itu kepadanya?
Bisakah dia bersabar untukku?
Lelaki sandaran hatiku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar